Menlu Turki dan Belanda diskusikan hubungan bilateral dan isu regional

Konferensi Bilateral Turki-Belanda yang ke-sembilan digelar di ibu kota Ankara
Menlu Turki dan Belanda diskusikan hubungan bilateral dan isu regional

Turki dan Belanda memiliki hubungan yang mengakar selama berabad-abad dan berharap dapat lebih mengembangkan hubungan tersebut, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Rabu.

Cavusoglu menyampaikan hal itu pada konferensi pers bersama dengan sejawatnya dari Belanda Wopke Hoekstra di Ankara setelah Konferensi Bilateral Turki-Belanda (Wittenburg) ke-9.

“Kami telah bertukar pandangan tentang perkembangan regional, Ukraina, Rusia, dan Suriah,” kata Cavusoglu, sambil menambahkan bahwa dia juga memberi tahu Hoekstra tentang pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada sebelumnya.

Volume perdagangan bilateral telah meningkat menjadi sekitar USD11 miliar, tetapi target USD20 miliar masih dapat dicapai, kata Cavusoglu.

Dia mengatakan bahwa hingga satu juta turis Belanda diharapkan datang ke Turki musim panas ini.

Mengenai tawaran Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO, Cavusoglu mengatakan Turki mengharapkan langkah-langkah konkret untuk memenuhi kekhawatirannya yang sah.

Cavusoglu mengatakan Ankara pertama-tama mengharapkan tanggapan resmi dari Helsinki dan Stockholm, sebelum kemungkinan pertemuan trilateral dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Hak dan integrasi sekitar 500.000 orang Turki yang tinggal di Belanda juga menjadi salah satu topik yang dibahas, menurut Cavusoglu, yang mengatakan bahwa kesejahteraan mereka adalah tanggung jawab bersama kedua negara.

Menteri Belanda Hoekstra, pada bagiannya, mengatakan pejabat kedua belah pihak mendapat kesempatan untuk membahas berbagai hal termasuk peluang di bidang keamanan, migrasi dan ekonomi.

Dia mengatakan "masa geologis yang bergejolak" mengganggu tatanan global setelah perang di Ukraina, dan Belanda menyambut baik upaya Turki untuk "membawa para pihak ke meja perundingan."

Menanggapi pertanyaan mengenai kelompok teror PKK, pejabat Belanda itu mengatakan negaranya, bersama dengan Uni Eropa (UE), menetapkannya sebagai organisasi teroris dan Belanda akan terus bekerja sama dengan Turki dalam hal ini.