Filipina alami resesi terburuk dalam 39 tahun
Filipina secara resmi memasuki resesi pada kuartal kedua akibat pandemi Covid-19.
Otoritas Statistik Filipina pada Kamis melaporkan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) turun 16,5 persen pada kuartal kedua 2020 yang merupakan tingkat pertumbuhan triwulanan terendah sejak 1981.
Sebelumnya di kuartal I 2020, secara tahunan ekonomi Filipina juga -0,7%.
Kontributor utama penurunan tersebut adalah manufaktur, -21,3 persen; konstruksi, -33,5 persen; dan transportasi dan storage sebesar -59,2 persen.
"Di antara sektor-sektor ekonomi utama, hanya pertanian, kehutanan, dan perikanan yang meningkat dengan pertumbuhan 1,6 persen," tulis Otoritas Statistik Filipina dalam situsnya.
Sedangkan industri dan jasa keduanya menurun selama periode tersebut masing-masing sebesar 22,9 persen dan 15,8 persen.
Dari sisi pengeluaran, item utama yang menurun antara lain Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga (HFCE) 15,5 persen; Pembentukan Modal Bruto (GCF) 53,5 persen; ekspor 37,0 persen; dan impor 40,0 persen.
Di sisi lain, Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah (GFCE) mencatat pertumbuhan positif 22,1 persen.
Filipina mengonfirmasi 3.462 infeksi baru Covid-19 pada Rabu, sehingga total kasus melonjak menjadi 115.980, yang merupakan negara terdampak kedua di Asia Tenggara.