Intel AS klaim China tutupi data Covid-19

Komunitas intelijen menilai China secara sengaja merepresentasikan tingkat keparahan wabahnya, Bloomberg melaporkan
Intel AS klaim China tutupi data Covid-19

Komunitas intelijen Amerika Serikat menilai China berupaya keras untuk menyembunyikan tingkat kematian dan infeksi virus korona (Covid-19), menurut sebuah laporan yang dirilis pada Rabu.

Tiga pejabat anonim mengkonfirmasi kepada Bloomberg News bahwa klaim itu dibuat dalam laporan ke Gedung Putih.

Mereka tidak berbicara tentang perincian dalam laporan tersebut tetapi mengatakan bahwa pada umumnya menyatakan bahwa pejabat pemerintah China sengaja merepresentasikan tingkat keparahan wabah di negara tersebut.

Sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke setidaknya 180 negara dan wilayah.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, lebih dari 937.500 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, dengan angka kematian lebih dari 47.200 dan lebih dari 194.300 dinyatakan sembuh.

Beijing menyatakan bahwa 81.518 pasien terinfeksi dan 3.305 meninggal dunia di China daratan, angka yang berulang kali diragukan administrasi Trump karena kasus yang dikonfirmasi di AS, Italia, dan Spanyol telah melampaui jumlah resmi China.

Di China sendiri, warga mempertanyakan angka resmi itu ketika anggota keluarga yang berduka berbaris untuk mengumpulkan jenazah orang yang dicintai di rumah duka dan ketika foto tumpukan guci yang digunakan untuk meletakkan abu jenazah di Wuhan muncul di media.

Kelompok media China, Caixin, mempublikasikan satu foto yang menunjukkan truk berisi guci terlihat di Wuhan dan kotak-kotak yang dikumpulkan di dalam gedung yang menyerupai gudang grosir.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin menuduh China melakukan "kampanye disinformasi" yang bertujuan untuk meminimalisasi gravitasi dari wabah di negara itu.

"Mereka belum cukup transparan dan risikonya ... jika kita tidak mendapatkan ini dengan benar, jika kita tidak sampai ke dasar ini, bisa menjadi sesuatu yang berulang," kata Pompeo dalam wawancara dengan Fox News.

"Ada risiko, ada pertanyaan, dan sebagai diplomat paling senior Amerika, kami memiliki kewajiban untuk mencoba dan membantu memastikan bahwa kami mendapatkan informasi ini dari Partai Komunis China, sehingga kami dapat membantu para profesional medis kami di sini di Amerika Serikat dan menyelamatkan hidup warga Amerika dan orang-orang di seluruh dunia," tambah dia.

Menurut data Johns Hopkins, wabah Covid-19 di AS telah mengakibatkan lebih dari 200.000 infeksi dan lebih dari 5.000 kematian.