Turki umumkan kebijakan baru terkait ekonomi

Pemerintah menghadirkan alternatif keuangan baru untuk melindungi tabungan masyarakat supaya menenangkan kekhawatiran atas perubahan nilai tukar, kata Erdogan
Turki umumkan kebijakan baru terkait ekonomi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin mengumumkan langkah-langkah baru untuk terus menepati janjinya melindungi rakyat negara itu dari biaya hidup yang tinggi.

Tidak ada warga negara Turki yang harus memindahkan tabungan mereka dari lira Turki ke mata uang asing, kata Erdogan selepas memimpin rapat Kabinet di ibu kota Ankara.

Pemerintah menghadirkan alternatif keuangan baru untuk tabungan warga demi menenangkan kekhawatiran mereka atas kenaikan nilai tukar, kata Erdogan.

“Bagi perusahaan pengekspor yang kesulitan menyajikan harga karena fluktuasi kurs valuta asing, akan diberikan pedoman kurs berjangka melalui Bank Sentral,” tutur dia.

Presiden juga mengatakan penghentian (pengurangan) pembayaran dividen perusahaan juga akan diturunkan menjadi 10 persen.

Tingkat subsidi negara pada sistem pensiun pribadi akan dinaikkan secara signifikan dari 5 persen menjadi 30 persen untuk meningkatkan daya tariknya, sebut Erdogan.

 

 Lira menguat pasca pengumuman presiden

Pernyataan Erdogan tampaknya disambut oleh pasar, karena setelah itu lira Turki menguat terhadap dolar AS, meningkat dari tertinggi hariannya di 18,41 menjadi 13,10 pada pukul 23.00 waktu setempat.

Langkah-langkah baru dari pemerintah datang setelah kenaikan harga dan melonjaknya nilai tukar karena pemerintah menerapkan "model ekonomi baru," yang menekankan penurunan bunga yang tinggi.

Pejabat pemerintah mengatakan nilai tukar tidak menggambarkab fundamental ekonomi Turki yang kuat dan memberikan kesempatan kepada para penimbun dan pemain global untuk menentukan harga yang tinggi.

Manfaat dari kebijakan baru Turki akan menjadi jelas dalam tiga hingga enam bulan ke depan, menurut Erdogan.

Erdogan juga mengatakan akan ada instrumen baru untuk membantu orang yang mungkin berinvestasi dalam valuta asing mendapatkan hasil yang sama sambil tetap berpegang pada lira Turki.

"Investor akan didorong untuk beralih ke aset berbasis lira Turki dengan menerbitkan tagihan pemerintah yang diindeks ke pendapatan perusahaan ekonomi publik yang ditransfer ke anggaran," jelas dia.

 

 Harta yang ditimbun kembali ke pasar

Mengenai apa yang dia sebut "tabungan di bawah kasur" dari orang-orang yang menarik aset mereka dari bank-bank Turki dan menyimpannya di rumah, Erdogan juga mengatakan kalangan ini selanjutnya akan kembali berpartisipasi ke dalam perekonomian negara.

"Ada lima ton emas dengan nilai total USD280 miliar di bawah kasur [para penimbun]. Instrumen baru akan dikembangkan dengan pelaku pasar untuk memasukkan ini ke dalam perekonomian," tekan dia.

Erdogan mengatakan inflasi yang tinggi di Turki akan menurun dalam beberapa bulan berkat pemotongan suku bunga Bank Sentral – sejalan dengan mantranya yang sering diulang: “Suku bunga adalah penyebab, inflasi adalah hasilnya.”

"Turki tidak memiliki niat, atau kebutuhan, untuk mundur dari ekonomi pasar bebas atau rezim valuta asing," tekan dia, membalas rumor tak berdasar yang ditujukan kepada pemerintah.

"Negara ini tidak akan lagi menjadi surga bagi mereka yang mendapatkan lebih banyak uang dengan suku bunga tinggi, atau surga bagi barang-barang impor," ujar dia.

Erdogan menekankan bahwa dia tidak akan membiarkan langkah apa pun yang akan mengarah pada penurunan investasi, lapangan kerja, produksi, atau ekspor.

"Turki tidak akan lagi menjadi negara yang menggadaikan ekonomi dan politiknya ke luar melalui program IMF," tegas dia.

Presiden menyerukan semua investor yang memiliki uang dan akses keuangan untuk berinvestasi dan berproduksi di Turki, dengan mengatakan, "Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bergerak jika Turki ingin menaiki tangga ekonomi."